Pages

Monday, March 11, 2013

Wisata Pintar, Perutpun Melar! Mari Menjelajah Kota Tua


Halo pecinta makan, kali ini Delicious Indonesia mengupas jajanan yang ada di kota tua. Selain menjadi tempat wisata sejarah yang terletak di Jakarta Barat, Kota tua adalah salah satu icon dari Jakarta. Tempat yang menyimpan banyak sejarah sejak zaman penjajahan belanda ini menjadi tujuan favorit wisata murah meriah. Museum-museum bersejarah serta jajaran hiburan pendukung disekitar Kota Tua menjadikannya destinasi wisata pilihan keluarga maupun para anak muda yang ingin menimba ilmu pengetahuan dan melepas jenuh.

Di minggu siang, teriknya matahari gak menyurutkan semangat kita buat hunting makanan dan jajanan murah dan enak yang tentunya Indonesia banget. Lalu kita memustuskan untuk mengunjungi Kota Tua. Selain terkenal dengan berbagai museum yang terletak disana, kita juga dapat menemukan berbagai macam jajanan yang kini jarang penjualnya. Baru berjalan sekitar 5 menit, mata sudah dimanjakan oleh beragam jajanan enak-enak dan menggiurkan yang membuat perut keroncongan dan tenggorokan ini mesti menelan air liur. Wah, yang membuat cacing perut ini makin merongrong adalah banyak sekali penjual jajanan favorit kita semasa jaman SD dulu. Hmmm nooom nomm makin gak sabar buat mencicipi .

Setelah berkeliling kita berfikir dengan uang 20 ribu rupiah, kita akan membeli jajanan enak-enak di kota tua. Nah, sasaran utama kita adalah Cilok, merupakan jajanan khas yang berasal dari Jawa Barat. Cilok merupakan singkatan dari aci dicolok. Karena cara memakannya yaitu dengan mencolok menggunakan tusuk sate. Bahan dasar cilok ialah campuran dari tepung terigu dan tepung aci. Tepung aci adalah sejenis tepung sagu namun bentuknya lebih lembut dari tepung sagu. Hmmm ini merupakan salah satu jajanan favorit yang tenar sejak zaman SD dulu kala. Langsung saja kita datangi si abang penjual cilok ini. Mmmnyaam, baru saja si abang membuka panci dagangannya uap cilok langsung menggoda. Cilok yang bentuknya bulat sebesar bola bekel ini ternyata hanya Rp 2000 saja. Dan dapat 3 buah cilok sebesar itu. Nooom nomm sekali, cilok yang masih panas dimakan dengan kecap manis dan saus sambal membuat kita kembali mengingat memori jaman SD, setiap jam istirahat sekolah dulu sudah mengantri sambil menyodorkan uang ke abang-abang penjual untuk mendapatkan beberapa tusuk cilok. Rasa kenyal dan gurih cilok yang dimakan panas-panas. Nooomm enaaak!

Setelah warming up dengan cilok kita kembali menyusuri kota tua untuk mencari jajanan favorite kedua. Tahu gejrot yaaay! Tahu gejrot adalah makanan khas Cirebon dan sumedang. Langsung saja kita memesan seporsi tahu gejrot seharga Rp5000. Wah, sudah naik rupanya harga tahu gejrot hehehe. Dulu saat SD saya bisa mendapatkan seporsi tahu gejrot seharga Rp1000 loh. Bahan utama dari tahu gejrot ialah tahu kering, sejenis dengan tahu sumedang kemudian diberi bumbu kuah yang terbuat dari bawang putih, bawang merah, garam dan gula serta cabai rawit untuk yang suka pedas. Setelah semua bahan diulek diberi air asam dan dicampur kemudian disiram diatas irisan tahu. Melihat si abang membuatnya saja sudah gak tahan mau icip-icip. Yaaay tahu gejrot siap disantap. Hmm noom nomm rasa gurih tahu kering bercampur asam manis dari kuah tahu dan rasa bawang yang kuat sangat nikmat. Maya sampai menyeruput kuahnya saking nikmat hehe.

Misi makan tahu gejrot selesai. Yeaay!! Karena cuaca yang panas ini membuat tenggorokan rasanya ingin disiram sesuatu yang dingin-dingin. Setelah lirik sana-sini kita menemukan es selendang mayang. Woooww senangnya sudah lama gak mencoba jajanan jadul asal betawi yang satu ini. Asiiikk meluncurlah kita mendekati si abang penjual selendang mayang. “Bang pesan 1 bang, es nya tambahin yaaa hehe …” Nooom noomm semangkuk penuh es selendang mayang ini harganya hanya Rp5000 loh. Waaah segar sekali, campuran selendang mayang yang dibuat dari tepung beras, bentuknya seperti agar-agar diberi es batu dan santan serta gula aren. Nooomm enaaak! Siang-siang segar sekali makan es selendang mayang. Selendang mayang rasanya tidak terlalu manis namun dilengkapi gurihnya santan dan rasa manis dari gula aren ditambah es batu agar segar sangat pas diminum dibawah teriknya matahari.

Es selendang mayang sukses menyegarkan siang kami, saat sedang makan selendang mayang kita sempat curi-curi pandang. Banyak sekali penjual pecel yang ada. Sepertinya menggoda sekali. Sayur-sayuran hijau dan gorengannya menggoda. Tepat jam makan siang makin membuat cacing perut kembali berdemo. Kembali kita melanjutkan mengisi perut. Tawar menawarlah dengan ibu penjual pecel. Seporsi pecel harganya Rp5000. Ya, harga yang masih terjangkau kan hehe. Yaay sayur mayur rebus disiram bumbu kacang pedas dan sebuah gorengan menjadi main course kita kali ini hehe. Nooom nommm sedapnya bumbu kacang buatan si ibu penjual pecel ini. 

Makan pecel selesai.  Perut kita sudah mulai kenyang. Dan ternyata kita masih punya uang tersisa Rp3000. Yaaay! Dengan uang ini kita kembali mengelilingi Kota Tua. Nah, dari kejauhan kita sudah melihat ada jajanan pinggiran favorit lagi! YAAAYY CIMOOOL! Segera kita menghabiskan uang untuk membeli cimol hahaha. Cimol merupakan singkatan dari aci dikemol. Makanan khas jawa barat memang sarat akan singkatan-singkatan unik. Nooommm cimol sejenis dengan cilok namun bedanya cimol tidak dikukus melainkan digoreng. Tekstur cimol lebih kenyal daripada cilok. Jadi bila dikunyah kenyalnya cimol agak sulit. Rasa cimol lebih gurih dan asin dibanding cilok. Rasa gurih dan asin dari cimol ini dipadu dengan manisnya gula bubuk dan keju bubuk membuat rasa cimol lebih keluar. Dan kalau yang suka pedas bisa juga ditambahkan dengan bumbu balado. Seperti cilok, cimol juga lebih nikmat dimakan saat masih panas sehabis digoreng. Bila sudah dingin cimol lebih sulit untuk dimakan karena bertambah kenyal. NOOOOOOMMM enak!

Nah, cimol menjadi penutup yang so deliciosoooo! Uang kita pun juga sudah habis. YAAAAY perut kita kenyang, hati pun jadi senang! Gimana gak senang, dengan Rp 20.000, kita bisa makan 5 jenis makanan! Noom nooomm Enak :D
Terus ikuti makan-makan kita selanjutnya yaa! Sampai jumpa di destinasi makan berikutnya. (MI)