Halo
pecinta makan, kali ini Delicious Indonesia mengupas jajanan yang ada di kota
tua. Selain menjadi tempat wisata sejarah yang terletak di Jakarta Barat, Kota
tua adalah salah satu icon dari
Jakarta. Tempat yang menyimpan banyak sejarah sejak zaman penjajahan belanda ini
menjadi tujuan favorit wisata murah meriah. Museum-museum bersejarah serta
jajaran hiburan pendukung disekitar Kota Tua menjadikannya destinasi wisata
pilihan keluarga maupun para anak muda yang ingin menimba ilmu pengetahuan dan
melepas jenuh.
Setelah
berkeliling kita berfikir dengan uang 20 ribu rupiah, kita akan membeli jajanan
enak-enak di kota tua. Nah, sasaran utama kita adalah Cilok, merupakan jajanan
khas yang berasal dari Jawa Barat. Cilok merupakan singkatan dari aci dicolok.
Karena cara memakannya yaitu dengan mencolok menggunakan tusuk sate. Bahan
dasar cilok ialah campuran dari tepung terigu dan tepung aci. Tepung aci adalah
sejenis tepung sagu namun bentuknya lebih lembut dari tepung sagu. Hmmm ini
merupakan salah satu jajanan favorit yang tenar sejak zaman SD dulu kala.
Langsung saja kita datangi si abang penjual cilok ini. Mmmnyaam, baru saja si
abang membuka panci dagangannya uap cilok langsung menggoda. Cilok yang
bentuknya bulat sebesar bola bekel ini ternyata hanya Rp 2000 saja. Dan dapat 3
buah cilok sebesar itu. Nooom nomm sekali, cilok yang masih panas dimakan
dengan kecap manis dan saus sambal membuat kita kembali mengingat memori jaman
SD, setiap jam istirahat sekolah dulu sudah mengantri sambil menyodorkan uang ke
abang-abang penjual untuk mendapatkan beberapa tusuk cilok. Rasa kenyal dan
gurih cilok yang dimakan panas-panas. Nooomm enaaak!
Setelah
warming up dengan cilok kita kembali
menyusuri kota tua untuk mencari jajanan favorite kedua. Tahu gejrot yaaay!
Tahu gejrot adalah makanan khas Cirebon dan sumedang. Langsung saja kita
memesan seporsi tahu gejrot seharga Rp5000. Wah, sudah naik rupanya harga tahu
gejrot hehehe. Dulu saat SD saya bisa mendapatkan seporsi tahu gejrot seharga
Rp1000 loh. Bahan utama dari tahu gejrot ialah tahu kering, sejenis dengan tahu
sumedang kemudian diberi bumbu kuah yang terbuat dari bawang putih, bawang
merah, garam dan gula serta cabai rawit untuk yang suka pedas. Setelah semua
bahan diulek diberi air asam dan
dicampur kemudian disiram diatas irisan tahu. Melihat si abang membuatnya saja
sudah gak tahan mau icip-icip. Yaaay tahu gejrot siap disantap. Hmm noom nomm
rasa gurih tahu kering bercampur asam manis dari kuah tahu dan rasa bawang yang
kuat sangat nikmat. Maya sampai menyeruput kuahnya saking nikmat hehe.
Misi
makan tahu gejrot selesai. Yeaay!! Karena cuaca yang panas ini membuat
tenggorokan rasanya ingin disiram sesuatu yang dingin-dingin. Setelah lirik
sana-sini kita menemukan es selendang mayang. Woooww senangnya sudah lama gak
mencoba jajanan jadul asal betawi yang satu ini. Asiiikk meluncurlah kita
mendekati si abang penjual selendang mayang. “Bang pesan 1 bang, es nya
tambahin yaaa hehe …” Nooom noomm semangkuk penuh es selendang mayang ini
harganya hanya Rp5000 loh. Waaah segar sekali, campuran selendang mayang yang
dibuat dari tepung beras, bentuknya seperti agar-agar diberi es batu dan santan
serta gula aren. Nooomm enaaak! Siang-siang segar sekali makan es selendang
mayang. Selendang mayang rasanya tidak terlalu manis namun dilengkapi gurihnya
santan dan rasa manis dari gula aren ditambah es batu agar segar sangat pas
diminum dibawah teriknya matahari.
Es
selendang mayang sukses menyegarkan siang kami, saat sedang makan selendang
mayang kita sempat curi-curi pandang. Banyak sekali penjual pecel yang ada.
Sepertinya menggoda sekali. Sayur-sayuran hijau dan gorengannya menggoda. Tepat
jam makan siang makin membuat cacing perut kembali berdemo. Kembali kita
melanjutkan mengisi perut. Tawar menawarlah dengan ibu penjual pecel. Seporsi
pecel harganya Rp5000. Ya, harga yang masih terjangkau kan hehe. Yaay sayur
mayur rebus disiram bumbu kacang pedas dan sebuah gorengan menjadi main course kita kali ini hehe. Nooom
nommm sedapnya bumbu kacang buatan si ibu penjual pecel ini.
Makan
pecel selesai. Perut kita sudah mulai
kenyang. Dan ternyata kita masih punya uang tersisa Rp3000. Yaaay! Dengan uang
ini kita kembali mengelilingi Kota Tua. Nah, dari kejauhan kita sudah melihat
ada jajanan pinggiran favorit lagi! YAAAYY CIMOOOL! Segera kita menghabiskan
uang untuk membeli cimol hahaha. Cimol merupakan singkatan dari aci dikemol.
Makanan khas jawa barat memang sarat akan singkatan-singkatan unik. Nooommm
cimol sejenis dengan cilok namun bedanya cimol tidak dikukus melainkan
digoreng. Tekstur cimol lebih kenyal daripada cilok. Jadi bila dikunyah
kenyalnya cimol agak sulit. Rasa cimol lebih gurih dan asin dibanding cilok.
Rasa gurih dan asin dari cimol ini dipadu dengan manisnya gula bubuk dan keju
bubuk membuat rasa cimol lebih keluar. Dan kalau yang suka pedas bisa juga
ditambahkan dengan bumbu balado. Seperti cilok, cimol juga lebih nikmat dimakan
saat masih panas sehabis digoreng. Bila sudah dingin cimol lebih sulit untuk
dimakan karena bertambah kenyal. NOOOOOOMMM enak!
Nah,
cimol menjadi penutup yang so
deliciosoooo! Uang kita pun juga sudah habis. YAAAAY perut kita kenyang, hati
pun jadi senang! Gimana gak senang, dengan Rp 20.000, kita bisa makan 5 jenis
makanan! Noom nooomm Enak :D
Terus
ikuti makan-makan kita selanjutnya yaa! Sampai jumpa di destinasi makan
berikutnya. (MI)